Ngoding Itu Kayak Bikin SOP Kandang, Pake "Pseudocode" Aja Dulu! - XATU1-

Judul: Ngoding Itu Kayak Bikin SOP Kandang, Pake "Pseudocode" Aja Dulu!

Kategori: Teknologi, Tips Ngoding, SMK Bisa

Tag: pseudocode, belajar ngoding, ATU, agribisnis ternak unggas, SMK N 1 Kedawung, logika pemrograman


Woy, sobat breeder masa depan! Apa kabar kandang hari ini? Aman? 🐔

Salam kenal, gue Julian. Di blog ini, kita bakal ngobrolin banyak hal, tapi kali ini kita nyerempet dikit ke dunia "ngoding" alias pemrograman.

"Waduh, Mas, saya ini anak Agribisnis Ternak Unggas (ATU), ngurusin DOC (Day Old Chick), pakan, sama sanitasi. Kok malah diajak ngoding?"

Eits, jangan salah. Zaman sekarang, teknologi itu masuk ke semua lini, termasuk peternakan. Nanti kamu bakal ketemu yang namanya smart farming, kandang otomatis, mesin penetas telur digital, sampai aplikasi buat ngitung FCR (Feed Conversion Ratio).

Nah, sebelum kita bikin aplikasi canggih, kita harus belajar dasarnya dulu. Masalahnya, komputer itu... maaf-maaf nih... agak lemot otaknya. Dia nggak bisa dikasih perintah, "Pokoknya cek pakan ayam." Dia butuh instruksi super detail, langkah demi langkah.

Di sinilah jagoan kita masuk: Pseudocode.

Apa Sih Pseudocode Itu?

Gampangnya, Pseudocode itu "kode palsu" atau "kode bohong-bohongan".

Ini adalah cara kita nulis rencana program pakai bahasa manusia (kayak bahasa Indonesia atau Inggris), tapi formatnya udah mirip-mirip bahasa komputer.

Masih bingung? Gini deh.

Analogi Anak Kandang (ATU) 🐣

Anggap aja kamu dapet anak baru di kandang yang belum ngerti apa-apa. Kamu nggak bisa dong bilang, "Tolong urus ayam." Pasti bingung dia.

Kamu harus kasih SOP (Standar Operasional Prosedur) yang jelas.

  • Kalau pakai bahasa manusia biasa (Algoritma biasa):

    "Setiap pagi jam 7, kamu cek tempat pakan. Kalau pakannya tinggal dikit, kamu ambil pakan baru di gudang pakai takaran yang merah itu, terus tuang sampai penuh. Jangan lupa cek air minumnya juga."

  • Kalau pakai Pseudocode (Lebih terstruktur dan dekat ke komputer):

    MULAI

    SET Waktu = Jam 7 Pagi

    CEK TempatPakan

    JIKA TempatPakan < BatasMinimal (misal 20%) MAKA

    AMBIL Pakan dari Gudang

    ISI TempatPakan sampai Penuh

    AKHIR JIKA

    CEK TempatMinum

    SELESAI

Lihat bedanya? Yang kedua lebih kaku, lebih jelas urutannya, dan ada JIKA...MAKA.... Inilah yang disebut "pseudocode yang dekat dengan bahasa komputer".

Kenapa Harus Pakai Pseudocode?

"Ribet amat, Mas. Kenapa nggak langsung aja nulis kodenya?"

Sabar, Bos. Ini pentingnya:

  1. Biar Nggak Pusing Sama "Titik Koma": Waktu kamu baru belajar coding beneran (misal pakai Python atau C++), kamu bakal pusing sama aturan nulisnya (sintaks). Lupa titik koma, salah kurung, programnya error. Nah, kalau pakai pseudocode, kamu bisa fokus ke logika atau alur programnya dulu.

  2. Blueprint (Cetak Biru): Kayak mau bangun kandang, kamu butuh gambar desainnya dulu, kan? Pseudocode itu gambar desainnya program kamu.

  3. Gampang Dibaca: Kalau kamu kerja tim, temanmu bakal lebih gampang ngerti alur programmu lewat pseudocode daripada langsung baca kode yang rumit.

Studi Kasus: Program Sederhana Anak ATU

Oke, kita coba bikin rancangan program sederhana buat anak ATU.

Masalah: Kita mau bikin program sederhana untuk mengecek suhu kandang broiler (ayam pedaging).

Logika Sederhana (Aturan Main):

  • Kita butuh alat (sensor) untuk membaca suhu kandang saat ini.

  • Kita tahu bahwa suhu ideal untuk ayam (misal, di minggu pertama) adalah sekitar 32°C.

  • Jika suhu di atas 33°C (kepanasan), program harus kasih peringatan "NYALAKAN KIPAS!"

  • Jika suhu di bawah 31°C (kedinginan), program harus kasih peringatan "NYALAKAN PEMANAS!"

  • Jika suhunya pas (antara 31-33°C), program bilang "SUHU IDEAL."

Menuliskan Solusi dalam Pseudocode

Sekarang, kita tulis "SOP" tadi dalam format pseudocode yang dekat dengan bahasa komputer (menggunakan kata-kata kayak INPUT, IF, THEN, ELSE, PRINT).

Cuplikan kode
// Ini adalah program cek suhu kandang
START

  // 1. Tentukan suhu ideal (sebagai variabel)
  SET suhu_ideal_atas = 33
  SET suhu_ideal_bawah = 31

  // 2. Baca data dari sensor
  // Dalam program nyata, ini data dari alat.
  // Kita anggap kita memasukkannya manual.
  PRINT "Masukkan suhu kandang saat ini (derajat C):"
  INPUT suhu_sekarang

  // 3. Mulai pengecekan kondisi (Logika Inti)
  IF suhu_sekarang > suhu_ideal_atas THEN
    PRINT "PERINGATAN: Suhu terlalu PANAS!"
    PRINT "Segera NYALAKAN KIPAS/BLOWER."
  
  ELSE IF suhu_sekarang < suhu_ideal_bawah THEN
    PRINT "PERINGATAN: Suhu terlalu DINGIN!"
    PRINT "Segera NYALAKAN PEMANAS (Heater)."
  
  ELSE
    PRINT "INFO: Suhu kandang IDEAL."
    PRINT "Ayam nyaman, produksi maksimal."
  END IF

// 4. Selesai
END

Bedahnya di Mana?

Coba perhatikan pseudocode di atas:

  • Ada START dan END untuk menandai awal dan akhir program.

  • Kita pakai SET untuk "menyimpan" nilai ke sebuah variabel (kayak suhu_ideal_atas).

  • Kita pakai PRINT untuk "menampilkan" tulisan ke layar.

  • Kita pakai INPUT untuk "meminta" data dari pengguna.

  • Kita pakai IF... THEN... ELSE IF... ELSE... END IF. Ini adalah struktur wajib dalam coding untuk membuat keputusan.

Kalau kamu sudah punya blueprint kayak gini, menerjemahkannya ke bahasa pemrograman apa pun (Python, C#, Java) bakal jauuuh lebih gampang. Kamu tinggal ganti PRINT jadi print() atau Console.WriteLine(), ganti INPUT jadi input(), dan seterusnya.


Penutup

Jadi, buat kamu anak-anak ATU SMK N 1 Kedawung, jangan anti dulu sama yang namanya coding. Anggap aja ini cara baru kamu bikin SOP buat kandang, tapi SOP ini nantinya bakal dijalanin sama komputer.

Pseudocode adalah jembatan antara ide di kepala kamu dan bahasa kaku yang dimengerti komputer. Kuasai logikanya, dan kamu siap bikin peternakanmu jadi smart farm beneran!

Salam ternak!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

X ATU 1 KARAKTERISTIK TERNAK UNGGAS